Sistem Pemanenan Air Sederhana di Majalaya

Teringat waktu kecil di kampung, air hujan dari talang air tidak langsung dibuang melainkan kami tampung di bak mandi. Belakang saya jadi tau kalo itu disebut dengan RWH. Tentunya kalian tau dong apa itu RWH ? Yup, bener, RWH kepanjangan dari Rain Water Harvesting, Bahasa Indonesianya sih Pemanenan Air Hujan. Ternyata RWH merupakan kegiatan yang sudah kita lakukan ya dahulu. Tapi, sekarang bagaimana ya, apakah RWH masih dilakukan? Kembali ke nostalgia saya waktu masih kecil, hasil tampungan air hujan itu kami gunakan untuk kegiatan sehari-hari, mulai dari mandi, mencuci, sampai menyiram tanaman. Sejauh yang saya ingat air tampungan tersebut lebih dingin loh terasa di badan. Segar….

Berkaitan dengan RWH ini, aku kemaren silaturahmi ketempat Kang Riki di Majalaya. Kebetulan juga sambil melihat-lihat pembuatan sistem RWH disana. Kegiatan ini dibantu oleh WCPL. Sudah familiar kan dengan WCPL ? Weather and Climate Prediction Laboratory di ITB. Kang Riki bercerita bahwa ide RWH yang dibangun ini sudah dimulai sejak 2014 yang diprakarsai oleh Dr. Tri Wahyu Hadi (TWH). Dan Alhamdulillah bisa terealisasi sekarang, yeaaayy. Sistem RWH tersebut dipasang di sekitar Masjid (Mushollah) Hidayatul Muttaqin. Sistem tersebut sangat sederhana loh (Gambar 1).

Gambar 1

Sistem RWH terdiri dari tandon air (250 L), beberapa pipa, dan atapun tuk menangkap air hujan. Saya coba hitung – hitung dengan Kang Riki kemaren, jika luas atap tampungan air sekitar 50 m2. Maka tandon air tersebut penuh dengan curah hujan 5 mm. Saya sempat mendengar gumaman Kang Riki, “hmmm… hujang sedang ya”. Wowww, sense Kang Riki tentang hujan bagus ya….

Oke ceritanya masih berlanjut, setelah tandon tadi penuh maka airnya akan dipindahkan melalui pompa air ke tandon kedua yang berada di tempat orang berwudhu. Air yang dipanen tersebut akan digunakan selain untuk kegiatan beribadah di musholah tersebut juga untuk keperluan lain, seperti menyiram tanaman di sekitar tempat tersebut.

Berikut pengalaman saya tentang RWH, o iya, yang membuat sistem tersebut adalah Kang Mimid dan keponakannya (Gambar 2) dibantu juga oleh warga sekitar. Kemaren saya juga sempat membantu Kang Mimid loh (Gambar 3), cuma bantu megangin pipanya saja, hehehe…
Terima kasih kepada Kang Riki, Kang Mimid, dan warga sekitar serta tim WCPL, semoga sistem RWH ini memberikan banyak manfaat….

Gambar 2

Gambar 3

Ditulis Oleh : Faiz R. Fajary

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *