Pertemuan Awal dan Sosialisasi Kurikulum Baru Program Studi Meteorologi Tahun 2024

Oleh : Mely Anggrini (Meteorologi, 2022)
Selasa, 03 September 2024

Temu Awal Program Studi Meteorologi ITB dengan Mahasiswa/i Angkatan 2024 pada Selasa, 27/8/2024

BANDUNG, meteo.itb.ac.id – Program Studi Meteorologi Institut Teknologi Bandung (ITB) gelar temu awal prodi dengan seluruh mahasiswa aktif pada 27-28 Agustus 2024 bertempat di Ruang Seminar Prodi, Labtek XI, ITB Kampus Ganesha.

Kegiatan temu awal pada hari pertama dengan mahasiswa baru meteorologi angkatan 2023 yang dibawakan oleh Ketua Program Studi Meteorologi ITB, Dr. Muhammad Rais Abdillah, S.Si., M.Sc., diawali dengan penyambutan serta penyampaian sarana dan prasarana yang disediakan oleh Program Studi meteorologi ITB. Bukan hanya itu, Dr. Rais turut mengenalkan dosen-dosen dengan berbagai bidang keilmuan yang berada di program studi ini.

Dr. Rais menjelaskan secara detail terkait perombakan Kurikulum 2019 menjadi Kurikulum 2024 yang mulai diterapkan pada semester ganjil tahun 2024. Pada perubahannya disampaikan bahwa terdapat 4 (empat) skema pembelajaran pilihan yang dapat diambil oleh mahasiswa meteorologi mulai dari tahun ajaran baru 2024.

Skema Pembelajaran Baru Kurikulum 2024

Skema tersebut diantaranya adalah skema umum, skema spesialisasi, skema integrasi antar program sejenjang, dan skema MBKM. Skema umum merupakan skema baku yang bisa ditempuh mahasiswa untuk menyelesaikan program sarjana, di mana mahasiswa menggunakan porsi mata kuliah pilihan bebas (MKPB) secara mandiri, namun tetap dalam aturan yang ditetapkan oleh program studi meteorologi dan Institut Teknologi Bandung (ITB).

Skema spesialisasi adalah skema khusus untuk menyelesaikan program sarjana, di mana mahasiswa diberikan kesempatan untuk melakukan pendalaman keilmuan di bidang tertentu dengan cara mengambil paket-paket spesialisasi yang disediakan oleh program studi sebagai bagian dari mata kuliah pilihan bebas. Paket spesialisasi dibentuk dalam delapan bagian, diantaranya adalah Sains Atmosfer, Energi Terbarukan, Kebencanaan Hidrometeorologi dan Lingkungan, Perubahan Iklim, Teknologi dan Instrumentasi Meteorologi, Operasional Meteorologi, Sains Data Meteorologi, serta Prediksi Cuaca dan Iklim.

Skema selanjutnya adalah skema integrasi antar program sejenjang yang terbagi menjadi dua program yaitu skema mayor-minor dan skema double major. Program mayor-minor adalah skema antar program khusus untuk program studi sarjana, di mana mahasiswa program studi pertama (mayor) menggunakan sebagian porsi kuliah bebasnya untuk mengambil paket minor yang ditawarkan oleh program studi lain. Program selanjutnya adalah skema double major yang merupakan skema yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa suatu program studi untuk memposisikan program studinya sebagai mayor pertama dan kemudian mengambil paket mayor kedua dari program studi lain.

Skema terakhir adalah Skema Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang merupakan skema khusus dan memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk memenuhi porsi kuliah bebasnya (MKPB) dengan mengambil berbagai bentuk kegiatan di luar program studi maupun luar kampus, yang dapat berupa kegiatan yang diinisiasi dari pihak eksternal seperti dari dunia usaha dan dunia industri, lembaga penelitian, lembaga pemerintah, universitas lain di dalam atau luar negeri, dan lainnya.

Selain skema terbaru dalam menjalani program sarjana, terdapat pembaharuan dalam menjalani Tugas Akhir (TA) bagi mahasiswa tingkat akhir program studi meteorologi ITB. Dalam pelaksanaannya tugas akhir dapat berupa riset, proyek, dan purwarupa, Dimana terdapat pembagian dua kelas yang dapat dijalani oleh mahasiswa, yaitu kelas pertama dengan mengikuti proses pembelajaran di kampus berupa studi literatur bahan kajian tugas akhir dan kelas kedua di mana peserta melaksanakan kerja praktik di suatu instansi maupun perusahaan.

Kurikulum baru Program Studi Meteorologi 2024 ini diharapkan bisa memberikan panduan yang lebih baik dalam menjalankan Program Studi Meteorologi demi menghasilkan lulusan yang terbaik di bidang Meteorologi, baik di Indonesia maupun di kancah global.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *