Beri Sambutan dalam ISEST Tahun 2024, Dosen Meteorologi Ajak Peserta Seminar Memulai Kolaborasi Penelitian Baru
Oleh : Mely Anggrini
Senin, 30 September 2024
BANDUNG, meteo.itb.ac.id – Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian Institut Teknologi Bandung (FITB ITB) kembali gelar International Seminar on Earth Sciences and Technology (ISEST) yang ketiga kalinya. ISEST merupakan seminar internasional yang memiliki tujuan sebagai wadah berbagi pengetahuan, bertukar gagasan, dan menumbuhkan benih kolaborasi dalam penelitian ilmu dan teknologi kebumian.
Dosen Program Studi Meteorologi, Dr. Eng. I Dewa Gede Agung Junnaedhi, selaku ketua penyelenggara ISEST ketiga menyampaikan bahwa seminar tahun ini berjalan dengan kondisi yang jauh lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yang dilaksanakan secara daring dan hybrid.
ISEST tahun ketiga ini memiliki tema utama “Navigating the Changing World Through Earth Sciences and Technology”. Tema ini menekankan pendekatan adaptif terhadap permasalahan yang berkaitan dengan bumi, mulai dari pemanfaatan sumber daya alam hingga manajemen bencana alam.
“The main theme is divided into 4 (four) topics, which are Solid Earth Sciences, Ocean Sciences, Atmospheric Sciences, and Interdisciplinary Earth Science and Technology,” ujar Dr. Junnaedhi.
Sebagian besar presenter berasal dari Indonesia, tetapi ISEST memiliki presenter lainnya dari berbagai negara, seperti Jepang, Taiwan, Inggris, Korea Selatan, dan Uni Emirat Arab. “The presentation will be divided into 2 plenary session, 2 special session, and 16 parallel sessions,” lanjut Dr. Junnaedhi.
Berlanjut kepada tradisi ISEST pada tahun-tahun sebelumnya, sebagian besar makalah yang dipresentasikan pada seminar ini akan diserahkan kepada proceeding of IOP Conference Series: Earth and Environmental Sciences. Diharapkan prosiding ini akan memberikan lebih banyak eksposur bagi penelitian yang dipresentasikan dalam ISEST 2024.
Pada akhir sambutannya, Dr. Junnaedhi berharap bahwa ISEST pada tahun ketiga ini dapat menjadi wadah agar para peserta dapat berdiskusi dengan produktif, membangun jaringan penelitian, dan memulai kolaborasi penelitian baru, terutama pada bidang ilmu dan teknologi kebumian.